PenjelasanHipertensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya, karena jantung dipaksa memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit, seperti gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung. SC RE 10 Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja   Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja 10 Bahaya Faktor Fisik Faktor fisik adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat fisika antara lain kebisingan, penerangan, getaran, iklim kerja, gelombang mikro dan sinar ultra ungu. Faktor-faktor ini mungkin bagian tertentu yang dihasilkan dari proses produksi atau produk samping yang tidak diinginkan. Kebisingan Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat- alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat me- nimbulkan gangguan pendengaran. Suara keras, berlebihan atau berkepanjangan dapat merusak jaringan saraf sensitif di telinga, menyebabkan kehilangan pendengaran sementara atau permanen. Hal ini sering diabaikan sebagai masalah kesehatan, tapi itu adalah salah satu bahaya fisik utama. Batasan pajanan terhadap kebisingan ditetapkan nilai ambang batas sebesar 85 dB selama 8 jam sehari. Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi bahaya dari kebisingan?  Identifikasi sumber umum penyebab kebisingan, seperti mesin, system ventilasi, dan alat-alat listrik. Tanyakan kepada pekerja apakah mereka memiliki masalah yang terkait dengan kebisingan.  Melakukan inspeksi tempat kerja untuk pajanan kebisingan. Inspeksi mungkin harus dilakukan pada waktu yang berbeda untuk memastikan bahwa semua sumber- sumber kebisingan teridentifikasi.  Terapkan rule of thumb sederhana jika sulit untuk melakukan percakapan, tingkat kebisingan mungkin melebih batas aman.  Tentukan sumber kebisingan berdasarkan tata letak dan identifikasi para pekerja yang mungkin terekspos kebisingan  Identifikasi kontrol kebisingan yang ada dan evaluasi efektivitas pengendaliannya  Setelah tingkat kebisingan ditentukan, alat pelindung diri seperti penutup telinga earplug dan earmuff harus disediakan dan dipakai oleh pekerja di lokasi yang mempunyai tingkat kebisingan tidak dapat dikurangi.  Dalam kebanyakan kasus, merotasi pekerjaan juga dapat membantu mengurangi tingkat paparan kebisingan . Perusahaan logam membayar ganti rugi untuk kehilangan pendengaran Seorang pekerja berusia 61 tahun, yang mengklaim melawan majikannya setelah menderita kehilangan pendengaran telah memenangkan klaimnya Pekerja telah bekerja selama bertahun-tahun sebagai operasional ekstrusi untuk produsen aluminium internasional terkemuka. Setelah kasus ini, katanya, Meskipun kebisingan yang berlebihan dari mesin di sekitarnya, saya tidak diberikan alat pelindung diri sampai pertengahan 80-an. Saya menyadari sesuatu yang salah pada bulan November 2005, setelah pemeriksaan medis. Sayangnya saya tidak menyadari hal ini dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang dan sekarang saya menderita kehilangan pendengaran akibat kebisingan, yang mempengaruhi hari-hari hidup saya. Sumber informasi http SC RE 11 Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja 11 Penerangan Penerangan di setiap tempat kerja harus memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan. Penerangan yang sesuai sangat penting untuk peningkatan kualitas dan produktivitas. Sebagai contoh, pekerjaan perakitan benda kecil membutuhkan tingkat penerangan lebih tinggi, misalnya mengemas kotak. Studi menunjukkan bahwa perbaikan penerangan, hasilnya terlihat langsung dalam peningkatan produktivitas dan pengurangan kesalahan. Bila penerangan kurang sesuai, para pekerja terpaksa membungkuk dan mencoba untuk memfokuskan penglihatan mereka, sehingga tidak nyaman dan dapat menyebabkan masalah pada punggung dan mata pada jangka panjang dan dapat memperlambat pekerjaan mereka. Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi potensial kerugian dari penerangan yang buruk?  pastikan setiap pekerja mendapatkan tingkat penerangan yang sesuai pada pekerjaannya sehingga mereka tidak bekerja dengan posisi membungkuk atau memicingkan mata;  untuk meningkatkan visibilitas, mungkin perlu untuk mengubah posisi dan arah lampu. Getaran Getaran adalah gerakan bolak-balik cepat reciprocating, memantul ke atas dan ke bawah atau ke belakang dan ke depan. Gerakan tersebut terjadi secara teratur dari benda atau media dengan arah bolak balik dari kedudukannya. Hal tersebut dapat berpengaruh negatif terhadap semua atau sebagian dari tubuh. Misalnya, memegang peralatan yang bergetar sering mempengaruhi tangan dan lengan pengguna, menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan sirkulasi di tangan. Sebaliknya, mengemudi traktor di jalan bergelombang dengan kursi yang dirancang kurang sesuai sehingga menimbulkan getaran ke seluruh tubuh, dapat mengakibatkan nyeri punggung bagian bawah. Getaran dapat dirasakan melalui lantai dan dinding oleh orang-orang disekitarnya. Misalnya, mesin besar di tempat kerja dapat menimbulkan getaran yang mempengaruhi pekerja yang tidak memiliki kontak langsung dengan mesin tersebut dan menyebabkan nyeri dan kram otot. Batasan getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan dan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 mdetik 2 . SC RE 12 Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja    • • • • • Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja 12 Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko dari getaran?  Mengendalikan getaran pada sumbernya dengan mendesain ulang peralatan untuk memasang penyerap getaran atau peredam kejut.  Bila getaran disebabkan oleh mesin besar, pasang penutup lantai yang bersifat menyerap getaran di workstation dan gunakan alas kaki dan sarung tangan yang menyerap kejutan , meskipun itu kurang efektif dibanding di atas.  Ganti peralatan yang lebih tua dengan model bebas getaran baru.  Batasi tingkat getaran yang dirasakan oleh pengguna dengan memasang peredam getaran pada pegangan dan kursi kendaraan atau sistem remote control.  Menyediakan alat pelindung diri yang sesuai pada pekerja yang mengoperasikan mesin bergetar, misalnya sarung tangan yang bersifat menyerap getaran dan pelindung telinga untuk kebisingan yang menyertainya. Iklim kerja Ketika suhu berada di atas atau di bawah batas normal, keadaan ini memperlambat pekerjaan. Ini adalah respon alami dan fisiologis dan merupakan salah satu alasan mengapa sangat penting untuk mempertahankan tingkat kenyamanan suhu dan kelembaban ditempat kerja. Faktor- faktor ini secara signifikan dapat berpengaruh pada efisiensi dan produktivitas individu pada pekerja. Sirkulasi udara bersih di ruangan tempat kerja membantu untuk memastikan lingkungan kerja yang sehat dan mengurangi pajanan bahan kimia. Sebaliknya, ventilasi yang kurang sesuai dapat  mengakibatkan pekerja kekeringan atau kelembaban yang berlebihan;  menciptakan ketidaknyamanan bagi para pekerja;  mengurangi konsentrasi pekerja, akurasi dan perhatian mereka untuk praktek kerja yang aman. Agar tubuh manusia berfungsi secara efisien, perlu untuk tetap berada dalam kisaran suhu normal. Untuk itu diperlukan iklim kerja yang sesuai bagi tenaga kerja saat melakukan pekerjaan. Iklim kerja merupakan hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat dari pekerjaannya. Heat Reflective Coating May Help Reduce Workforce Stress In Australia, heat reflective coatings for workplace roofs and walls are being txested. It is hoped it will reduce the temperature in the workplace, providing a sader and more productive environment for staff. During summer months, the indoor workplace temperature, in a non air-conditioned environment, should be a maximum of 24 o C. However, in some parts of Australia, commercial and industrial workplaces heat up to temperatures way above this and heat stress has been seen to have important effects on the health and output of staff. It is also a significant cause of lost working time. It is claimed that a heat reflective paint applied to the roof area could reduce inside temperatures by up to 47. This represents a significant reduction in inside temperatures and in the electricity used for fans, air conditioners and other cooling costs. Lower lost working time and a significant increase in output have also been predicted. SC RE 13 Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja 13 Iklim kerja berdasarkan suhu dan kelembaban ditetapkan dalam Kepmenaker No 51 tahun 1999 diatur dengan memperhatikan perbandingan waktu kerja dan waktu istirahat setiap hari dan berdasarkan beban kerja yang dimiliki tenaga kerja saat bekerja ringan, sedang dan berat. Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah atau memperbaiki kontrol iklim kerja?  Pastikan bahwa posisi dinding dan pembagi ruangan tidak membatasi aliran udara;  Sediakan ventilasi yang mengalirkan udara di tempat kerja, tanpa meniup langsung pada mereka yang bekerja dekat itu;  Mengurangi beban kerja fisik mereka yang bekerja dalam kondisi panas dan memastikan mereka memiliki air dan istirahat yang cukup. Radiasi Tidak Mengion Radiasi gelombang elektromagnetik yang berasal dari radiasi tidak mengion antara lain gelombang mikro dan sinar ultra ungu ultra violet. Gelombang mikro digunakan antara lain untuk gelombang radio, televisi, radar dan telepon. Gelombang mikro mempunyai frekuensi 30 kilo hertz – 300 giga hertz dan panjang gelombang 1 mm – 300 cm. Radiasi gelombang mikro yang pendek 1 cm yang diserap oleh permukaan kulit dapat menyebabkan kulit seperti terbakar. Sedangkan gelombang mikro yang lebih panjang 1 cm dapat menembus jaringan yang lebih dalam. Radiasi sinar ultra ungu berasal dari sinar matahari, las listrik, laboratorium yang menggunakan lampu penghasil sinar ultra violet. Panjang felombang sinar ultra violet berkisar 1 – 40 nm. Radiasi ini dapat berdampak pada kulit dan mata. Pengendalian dan pencegahan efek daripada radiasi sinar tidak mengion adalah • Sumber radiasi tertutup; • Berupaya menghindari atau berada pada jarak yang sejauh mungkin dari sumber- sumber radiasi tersebut; • Berupaya agar tidak terus menerus kontak dengan benda yang dapat menghasilkan radiasi sinar tersebut; • Memakai alat pelindung diri; • Secara rutin dilakukan pemantauan Adakah ide lain untuk meningkatkan ventilasi dan mengurangi suhu? SC RE 14 Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja 14 Bahaya Faktor Biologi
Menurutfaktor-faktor pada pengemudi yang seringkali menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas akibat kondisi fisik pengemudi yang kurang baik adalah: 1) Lengah Lengah adalah melakukan kegiatan lain sambil mengemudi yang dapat mengakibatkan terganggunya konsertasi pengemudi, seperti contohnya melihat ke samping, menyalakan rokok, mengambil sesuatu
Potensi Bahaya dan Risiko Terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja Potensi Bahaya adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang berakibat pada kerugian. Motivasi utama dalam melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit yang ditimbulkan oleh pekerjaan. Oleh karena itu perlu melihat penyebab dan dampak yang ditimbulkannya. Risiko adalah kombinasi dan konsekuensi suatu kejadian yang berbahaya dan peluang terjadinya kejadian tersebut. Mustahil untuk mengetahui semua bahaya yang ada. Beberapa hal yang tampak jelas berbahaya, seperti bekerja dengan menggunakan tangga yang tidak stabil atau penanganan bahan kimia bersifat asam. Namun demikian, banyak kecelakaan terjadi akibat dari situasi sehari-hari misalnya tersandung tikar di lantai kantor. Ini tidak berarti bahwa tikar pada umumnya berbahaya! Namun demikian, hal ini bisa terjadi, tikar tersebut dalam posisi terlipat atau tidak seharusnya dan menjadi potensi bahaya dalam kasus ini. Seperti diketahui, potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja dapat berupa berbagai bentuk. Terlebih lagi, masing-masing risiko bisa menjadi tinggi atau rendah, tergantung pada tingkat peluang bahaya yang ada. Mempertimbangkan kasus tikar, tingkat risiko mungkin bergantung pada posisi matras – Apakah dalam posisi tergulung? Apakah jelas terlipat? risiko cedera – jika seseorang tersandung oleh tikar ini, ia cenderung jatuh ke lantai atau menabrak mesin yang bergerak? Risiko yang ditimbulkan dapat berupa berbagai konsekuensi dan dapat dibagi menjadi empat kategori besar Advertisment Jika anda berminat mengikuti, silahkan langsung mendaftar dengan mengklik tombol berikut Baca Juga apa itu K3 ? Tabel A Potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja didasarkan pada dampak korban Kategori A Kategori B Kategori C Kategori D Potensi bahaya yang menimbulkan risiko dampak jangka panjang pada kesehatan Potensi bahaya yang menimbulkan risiko langsung pada keselamatan Risiko terhadap kesejahteraan atau kesehatan sehari-hari Potensi bahaya yang menimbulkan risiko pribadi dan psikologisBahaya factor kimia debu, uap logam, uap Bahaya faktor biologi penyakit dan gangguan oleh virus, bakteri, binatang dsb. Bahaya faktor fisik bising, penerangan, getaran, iklim kerja, jatuh Cara bekerja dan bahaya factor ergonomis posisi bangku kerja, pekerjaan berulang- ulang, jam kerja yang lama Potensi bahaya lingkungan yang disebabkan oleh polusi pada perusahaan di masyarakat Kebakaran Listrik Potensi bahaya Mekanikal tidak adanya pelindung mesin House keeping perawatan buruk pada peralatan Air Minum Toilet dan fasilitas mencuci Ruang makan atau Kantin P3K di tempat kerja Transportasi Pelecehan, termasuk intimidasi dan pelecehan seksual Terinfeksi HIV/AIDS Kekerasan di tempat kerja Stress Narkoba di tempat kerja Dalam Tabel A, bahan-bahan bersifat racun atau asam termasuk dalam kategori A, sedangkan tikar tergulung merupakan bahaya tersandung termasuk bagian housekeeping dalam kategori B. Tentu saja beberapa hal mungkin dapat termasuk dalam kedua kategori. Misalnya api bisa ditempatkan dalam kategori A dan B. Tabel A menggambarkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja mencakup semua dampak kesehatan pada pekerja, dari keselamatan fisik sampai kesejahteraan mental dan sosial serta bahaya/risiko yang ditimbulkannya. Tidak akan mungkin bagi seorang pengusaha untuk mengidentifikasi dan menemukan solusi untuk semua elemen ini tanpa kerjasama dengan tenaga kerja. Inilah salah satu alasan lagi mengapa konsultasi antara pekerja dan manajemen sangat penting. Potensi bahaya yang mengakibatkan dampak risiko jangka panjang pada kesehatan Suatu bahaya kesehatan akan muncul bila seseorang kontak dengan sesuatu yang dapat menyebabkan gangguan/kerusakan bagi tubuh ketika terjadi pajanan “exposure” yang berlebihan. Bahaya kesehatan dapat menyebabkan penyakit yang disebabkan oleh pajanan suatu sumber bahaya di tempat kerja. Potensi bahaya kesehatan yang biasa di tempat kerja berasal dari lingkungan kerja antara lain faktor kimia, faktor fisik, faktor biologi, faktor ergonomis dan faktor psikologi. Bahaya faktor-faktor tersebut akan dibahas secara rinci lebih lanjut di bawah ini antara lain kimia, fisik, biologi dan ergonomis. Bahaya Faktor Kimia Risiko kesehatan timbul dari pajanan berbagai bahan kimia. Banyak bahan kimia yang memiliki sifat beracun dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan kerusakan pada sistem tubuh dan organ lainnya. Bahan kimia berbahaya dapat berbentuk padat, cairan, uap, gas, debu, asap atau kabut dan dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga cara utama antara lain Inhalasi menghirup Dengan bernapas melalui mulut atau hidung, zat beracun dapat masuk ke dalam paru-paru. Seorang dewasa saat istirahat menghirup sekitar lima liter udara per menit yang mengandung debu, asap, gas atau uap. Beberapa zat, seperti fiber/serat, dapat langsung melukai paru- paru. Lainnya diserap ke dalam aliran darah dan mengalir ke bagian lain dari tubuh. Pencernaan menelan Bahan kimia dapat memasuki tubuh jika makan makanan yang terkontaminasi, makan dengan tangan yang terkontaminasi atau makan di lingkungan yang terkontaminasi. Zat di udara juga dapat tertelan saat dihirup, karena bercampur dengan lendir dari mulut, hidung atau tenggoroka Zat beracun mengikuti rute yang sama sebagai makanan bergerak melalui usus menuju perut. Penyerapan ke dalam kulit atau kontak invasif Beberapa di antaranya adalah zat melewati kulit dan masuk ke pembuluh darah, biasanya melalui tangan dan waja Kadang-kadang, zat-zat juga masuk melalui luka dan lecet atau suntikan misalnya kecelakaan medis. Guna mengantisipasi dampak negatif yang mungkin terjadi di lingkungan kerja akibat bahaya faktor kimia maka perlu dilakukan pengendalian lingkungan kerja secara teknis sehingga kadar bahan-bahan kimia di udara lingkungan kerja tidak melampaui nilai ambang batas NAB. Bahan kimia di tempat kerja Bahan-bahan kimia digunakan untuk berbagai keperluan di tempat kerja. Bahan- bahan kimia tersebut dapat berupa suatu produk akhir atau bagian bentuk bahan baku yang digunakan untuk membuat suatu produk. Juga dapat digunakan sebagai pelumas, untuk pembersih, bahan bakar untuk energi proses atau produk samping. Banyak bahan kimia yang digunakan di tempat kerja mempengaruhi kesehatan kita dengan cara-cara yang tidak diketahui. Dampak kesehatan dari beberapa bahan kimia bisa secara perlahan atau mungkin membutuhkan waktu bertahun- tahun untuk berkembang. Apa yang perlu diketahui untuk mencegah atau mengurangi bahaya? kemampuan bahan kimia untuk menghasilkan dampak kesehatan negatif sifat beracun. Semua bahan kimia harus dianggap sebagai sumber potensi bahaya sampai dampak bahan kimia tersebut sepenuhnya diketahui; wujud bahan kimia selama proses kerja. Hal ini dapat membantu untuk menentukan bagaimana mereka bisa kontak atau masuk ke dalam tubuh dan bagaimana paparan dapat dikendalikan; bagaimana mengenali, menilai dan mengendalikan risiko kimia misalnya dengan memasang peralatan pembuangan exhaust pada sumber polutan, menggunakan rotasi pekerjaan untuk mempersingkat pajanan pekerja terhadap bahaya; jenis alat pelindung diri APD yang diperlukan untuk melindungi pekerja, seperti respirator dan sarung tangan ; bagaimana mengikuti sistem komunikasi bahaya bahan kimia yang sesuai melalui lembar data keselamatan LDK dan label dan bagaimana menginterpretasikan LDK dan label tersebut. Lembar Data Keselamatan dan Pelabelan Bahan Kimia Pelabelan merupakan pemberian tanda berupa gambar/simbol, huruf/tulisan, kombinasi keduanya atau bentuk pernyataan lain yang disertakan pada bahan berbahaya, dimasukkan ke dalam, ditempelkan, atau merupakan bagian kemasan bahan berbahaya, sebagai keterangan atau penjelasan yang berisi nama sediaan atau nama dagang, nama bahan aktif, isi/berat netto, kalimat peringatan dan tanda atau simbol bahaya, petunjuk pertolongan pertama pada kecelakaan. Pelabelan bahan kimia merupakan salah satu cara penting untuk mencegah penyalahgunaan atau penanganan yang dapat menyebabkan cedera atau sakit. Dalam transportasi, bila kemungkinan terjadi kecelakaan, maka sangat penting dalam keadaan darurat untuk mengetahui risiko dari zat-zat tersebut. Sedangkan lembar data keselamatan bahan adalah lembar petunjuk yang berisi informasi tentang sifat fisika, kimia dari bahan berbahaya, jenis bahaya yang dapat ditimbulkan, cara penanganan dan tindakan khusus yang berhubungan dengan keadaan darurat dalam penanganan bahan berbahaya. Contoh Label GHS untuk Transportasi Di Indonesia, selain lembar data keselamatan, penyediaan pelabelan bahan kimia merupakan salah satu kewajiban pengusaha/pengurus dalam mengendalikan bahan kimia di tempat kerja. Adapun lembar data keselamatan bahan dan pelabelan beserta klasifikasi bahaya bahan kimia yang berdasarkan sistim global harmonisasi telah juga diadopsi oleh Pemerintah Indonesia. Bahaya Faktor Fisik Faktor fisik adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat fisika antara lain kebisingan, penerangan, getaran, iklim kerja, gelombang mikro dan sinar ultra ungu. Faktor-faktor ini mungkin bagian tertentu yang dihasilkan dari proses produksi atau produk samping yang tidak diinginkan. Kebisingan Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat- alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat me- nimbulkan gangguan pendengaran. Suara keras, berlebihan atau berkepanjangan dapat merusak jaringan saraf sensitif di telinga, menyebabkan kehilangan pendengaran sementara atau permanen. Hal ini sering diabaikan sebagai masalah kesehatan, tapi itu adalah salah satu bahaya fisik utama. Batasan pajanan terhadap kebisingan ditetapkan nilai ambang batas sebesar 85 dB selama 8 jam sehari. Penerangan Penerangan di setiap tempat kerja harus memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan. Penerangan yang sesuai sangat penting untuk peningkatan kualitas dan produktivitas. Sebagai contoh, pekerjaan perakitan benda kecil membutuhkan tingkat penerangan lebih tinggi, misalnya mengemas kotak. Studi menunjukkan bahwa perbaikan penerangan, hasilnya terlihat langsung dalam peningkatan produktivitas dan pengurangan kesalahan. Bila penerangan kurang sesuai, para pekerja terpaksa membungkuk dan mencoba untuk memfokuskan penglihatan mereka, sehingga tidak nyaman dan dapat menyebabkan masalah pada punggung dan mata pada jangka panjang dan dapat memperlambat pekerjaan mereka. Getaran Getaran adalah gerakan bolak-balik cepat reciprocating, memantul ke atas dan ke bawah atau ke belakang dan ke depan. Gerakan tersebut terjadi secara teratur dari benda atau media dengan arah bolak balik dari kedudukannya. Hal tersebut dapat berpengaruh negatif terhadap semua atau sebagian dari tubuh. Misalnya, memegang peralatan yang bergetar sering mempengaruhi tangan dan lengan pengguna, menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan sirkulasi di tangan. Sebaliknya, mengemudi traktor di jalan bergelombang dengan kursi yang dirancang kurang sesuai sehingga menimbulkan getaran ke seluruh tubuh, dapat mengakibatkan nyeri punggung bagian bawah. Getaran dapat dirasakan melalui lantai dan dinding oleh orang-orang disekitarnya. Misalnya, mesin besar di tempat kerja dapat menimbulkan getaran yang mempengaruhi pekerja yang tidak memiliki kontak langsung dengan mesin tersebut dan menyebabkan nyeri dan kram otot. Batasan getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan dan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 m/detik2. Iklim kerja Ketika suhu berada di atas atau di bawah batas normal, keadaan ini memperlambat pekerjaan. Ini adalah respon alami dan fisiologis dan merupakan salah satu alasan mengapa sangat penting untuk mempertahankan tingkat kenyamanan suhu dan kelembaban ditempat kerja. Faktor- faktor ini secara signifikan dapat berpengaruh pada efisiensi dan produktivitas individu pada pekerja. Sirkulasi udara bersih di ruangan tempat kerja membantu untuk memastikan lingkungan kerja yang sehat dan mengurangi pajanan bahan kimia. Sebaliknya, ventilasi yang kurang sesuai dapat mengakibatkan pekerja kekeringan atau kelembaban yang berlebihan; menciptakan ketidaknyamanan bagi para pekerja; mengurangi konsentrasi pekerja, akurasi dan perhatian mereka untuk praktek kerja yang aman. Agar tubuh manusia berfungsi secara efisien, perlu untuk tetap berada dalam kisaran suhu normal. Untuk itu diperlukan iklim kerja yang sesuai bagi tenaga kerja saat melakukan pekerjaan. Iklim kerja merupakan hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat dari kerja berdasarkan suhu dan kelembaban ditetapkan dalam Kepmenaker No 51 tahun 1999 diatur dengan memperhatikan perbandingan waktu kerja dan waktu istirahat setiap hari dan berdasarkan beban kerja yang dimiliki tenaga kerja saat bekerja ringan, sedang dan berat. Radiasi Tidak Mengion Radiasi gelombang elektromagnetik yang berasal dari radiasi tidak mengion antara lain gelombang mikro dan sinar ultra ungu ultra violet. Gelombang mikro digunakan antara lain untuk gelombang radio, televisi, radar dan telepon. Gelombang mikro mempunyai frekuensi 30 kilo hertz – 300 giga hertz dan panjang gelombang 1 mm – 300 cm. Radiasi gelombang mikro yang pendek 1 cm dapat menembus jaringan yang lebih dalam. Radiasi sinar ultra ungu berasal dari sinar matahari, las listrik, laboratorium yang menggunakan lampu penghasil sinar ultra violet. Panjang felombang sinar ultra violet berkisar 1 – 40 nm. Radiasi ini dapat berdampak pada kulit dan mata. Bahaya Faktor Biologi Faktor biologi penyakit akibat kerja sangat beragam jenisnya. Seperti pekerja di pertanian, perkebunan dan kehutanan termasuk di dalam perkantoran yaitu indoor air quality, banyak menghadapi berbagai penyakit yang disebabkan virus, bakteri atau hasil dari pertanian, misalnya tabakosis pada pekerja yang mengerjakan tembakau, bagasosis pada pekerja – pekerja yang menghirup debu-debu organic misalnya pada pekerja gandum aspergillus dan di pabrik gula,. Penyakit paru oleh jamur sering terjadi pada pekerja yang menghirup debu organik, misalnya pernah dilaporkan dalam kepustakaan tentang aspergilus paru pada pekerja gandum. Demikian juga “grain asma” sporotrichosis adalah salah satu contoh penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh jamur. Penyakit jamur kuku sering diderita para pekerja yang tempat kerjanya lembab dan basah atau bila mereka terlalu banyak merendam tangan atau kaki di air seperti pencuci. Agak berbeda dari faktor-faktor penyebab penyakit akibat kerja lainnya, faktor biologis dapat menular dari seorang pekerja ke pekerja lainnya. Usaha yang lain harus pula ditempuh cara pencegahan penyakit menular, antara lain imunisasi dengan pemberian vaksinasi atau suntikan, mutlak dilakukan untuk pekerja-pekerja di Indonesia sebagai usaha kesehatan biasa. Imunisasi tersebut berupa imunisasi dengan vaksin cacar terhadap variola, dan dengan suntikan terhadap kolera, tipus dan para tipus perut. Bila memungkinkan diadakan pula imunisasi terhadap TBC dengan BCG yang diberikan kepada pekerja-pekerja dan keluarganya yang reaksinya terhadap uji Mantaoux negatif, imunisasi terhadap difteri, tetanus, batuk rejan dari keluarga-keluarga pekerja sesuai dengan usaha kesehatan anak-anak dan keluarganya, sedangkan di Negara yang maju diberikan pula imunisasi dengan virus influenza. Baca Juga Pentingnya Mengetahui Potensi Bahaya di Tempat Kerja dan Cara Mengantisipasinya Bahaya Faktor Ergonomi dan Pengaturan Kerja Industri barang dan jasa telah mengembangkan kualitas dan produktivitas. Restrukturisasi proses produksi barang dan jasa terbukti meningkatkan produktivitas dan kualitas produk secara langsung berhubungan dgn disain kondisi kerja Pengaturan cara kerja dapat memiliki dampak besar pada seberapa baik pekerjaan dilakukan dan kesehatan mereka yang melakukannya. Semuanya dari posisi mesin pengolahan sampai penyimpanan alat-alat dapat menciptakan hambatan dan risiko. Penyusunan tempat kerja dan tempat duduk yang sesuai harus diatur sedemikian sehingga tidak ada pengaruh yang berbahaya bagi kesehatan. Tempat – tempat duduk yang cukup dan sesuai harus disediakan untuk pekerja-pekerja dan pekerja- pekerja harus diberi kesempatan yang cukup untuk menggunakannya. Baca Juga Prinsip ergonomi adalah mencocokan pekerjaan untuk pekerja. Ini berarti mengatur pekerjaan dan area kerja untuk disesuaikan dengan kebutuhan pekerja, bukan mengharapkan pekerja untuk menyesuaikan diri. Desain ergonomis yang efektif menyediakan workstation, peralatan dan perlengkapan yang nyaman dan efisien bagi pekerja untuk digunakan. Hal ini juga menciptakan lingkungan kerja yang sehat, karena mengatur proses kerja untuk mengendalikan atau menghilangkan potensi bahaya. Tenaga kerja akan memperoleh keserasian antara tenaga kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya. Cara bekerja harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan ketegangan otot, kelelahan yang berlebihan atau gangguan kesehatan yang lain. Risiko potensi bahaya ergonomi akan meningkat dengan tugas monoton, berulang atau kecepatan tinggi; dengan postur tidak netral atau canggung; bila terdapat pendukung yang kurang sesuai; bila kurang istirahat yang cukup. Demikianlah sedikit ulasan tentang potensi bahaya dan ulasan lengkap bisa mengikuti training Ahli K3 Umum yang dilaksanakan Oleh PT PRASHETYA QUALITY..Pelatihan dan Sertifikasi yang berkualitas dan sesuai dengan standarisasi baik secara nasional dan internasional, kami yakin bahwa Program Pelatihan yang Kami tawarkan akan mampu memberikan kontribusi yang maksimal kepada pihak perusahaan..Pelatihan-pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 adalah pelatihan-pelatihan yang disusun untuk memberi bekal kepada personil yang ditunjuk perusahaan untuk dapat menerapkan K3 di tempat kerja. Sehingga dapat mengeliminisir kecelakaan di tempat kerja. Advertisment Advertisment Jika anda berminat mengikuti, silahkan langsung mendaftar dengan mengklik tombol berikut
Dampaknyata akibat pencemaran lingkungan yaitu masalah kesehatan dan ekonomi. Tinggal dengan kondisi lingkungan yang tercemar memang berbahaya, karena potensi penyakit akibat virus, bakteri selalu mengintai semua penghuninya.. Penyebab pencemaran lingkungan bisa dari berbagai macam, tetapi secara umum berdasarkan istilah polutan.
Jawabannya adalah 1 faktor teknis, 2 faktor lingkungan 3 faktor manusia Berikut ini pembahasannya ya! Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan dasar untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam rangka pencegahan penyakit akibat kerja yagmungkin terjadi. Secara umum, potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber dari berbagai faktor, antara lain 1 faktor teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada peralatan kerja yang digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri; 2 faktor lingkungan, yaitu potensi bahaya yang berasal dari atau berada di dalam lingkungan, yang bisa bersumber dari proses produksi termasuk bahan baku, baik produk antara maupun hasil akhir; 3 faktor manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama apabila manusia yang melakukan pekerjaan tersebut tidak berada dalam kondisi kesehatan yang prima baik fisik maupun psikis. Demikian faktor penyebab yang mengakibatkan dampak langsung dalam hal potensi bahaya lingkungan kerja. Berikutadalah 5 cara dalam mencegah kerusakan alam. 1. Pemilahan sampah dengan cara memisahkan antara sampah yang dapat didaur ulang dan pupuk dapat mengurangi limbah sampah yang dibuang. Selain itu, buang sampah pada tempatnya agar terhindar dari bencana banjir dan kebersihan lingkungan terjaga. 2.

Bahaya merupakan segala sesuatu yang bisa menimbulkan kecelakaan dan PAK. Di tempat kerja, kita sering kali menemukan bahaya yang bisa mengancam keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk itu, sebagai ahli K3 kita harus memahami apa saja bahaya yang ada di tempat kerja. Adapun faktor bahaya tersebut ada lima yaitu faktor biologi, kimia, fisika, psikologis dan ergonomi. Nah apa saja penjelasannya? Yuk simak SafetyzenFaktor Bahaya dalam K3 di Tempat KerjaBerikut ada lima faktor bahaya di tempat kerja yang perlu diwaspadai dan dikendalikan dengan Faktor bahaya biologiFaktor bahaya biologi adalah bahaya yang berasal dari makhluk hidup. Biasanya berbentuk jamur, virus, bakteri yang merupakan penyebab mikron serta serangga, unggas, binatang buas dan lainnya yang merupakan penyebab makro. Ada juga bahaya yang disebabkan oleh tumbuh-tumbuhan beracun dan berbahaya. Faktor bahaya ini mengancam tubuh secara langsung maupun bertahap. Pekerjaan yang sering berisiko adalah pekerjaan di luar kantor seperti perkebunan, pertambangan, dan Faktor bahaya kimiaFaktor bahaya kimia adalah segala bahan kimia yang bisa mengakibatkan bahaya pada tubuh pekerja atau lingkungan serta mengakibatkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Bahan kimia di dunia ini ada banyak. Beberapa diantaranya yang berbahaya seperti bahan kimia beracun, bahan kimia reaktif, bahan kimia radioaktif, mudah meledak, mudah terbakar, iritan dan bahan kimia ini sering kita temukan di laboratorium, pabrik ataupun bentuk usaha yang menggunakan bahan kimia ini. Setiap bahan kimia memiliki penanganannya yang berbeda-beda3. Faktor bahaya fisikaFaktor bahaya fisika ini sama dengan faktor bahaya mekanik yaitu segala bentuk bahaya yang disebabkan dari sifat fisika suatu benda, alat atau tempat kerja. Contoh bahaya fisika seperti ketinggian, konstruksi, mesin kendaraan, confined space, tekanan, kebisingan, suhu, cahaya, getaran, listrik dan juga Faktor bahaya ergonomi/ biomekanikFaktor bahaya ergonomi atau biomekanik adalah bahaya yang diakibatkan akibat posisi bekerja yang tidak benar. Hal ini juga didukung dengan desain kerja yang salah serta penempatan posisi bahan yang tidak sesuai. Efek dari bahaya ergonomi akan mengakibatkan penyakit akibat kerja yang diderita dalam jangka waktu yang lama dan panjang. Contoh faktor bahaya ergonomi adalah gerakan berulang, postur kerja yang salah, pengangkatan manual, serta desain tempat kerja yang tidak sesuai. Untuk itu, kita harus menempatkan posisi bekerja dengan baik dan benar agar masalah ergonomi bisa Faktor bahaya sosiologis dan psikologisFaktor bahaya ini memang tidak terlihat begitu jelas layaknya yang lain akan tetapi sangat berbahaya apabila dibiarkan begitu saja. Faktor Bahaya psikologis sosiologis adalah bahaya yang timbul akibat terganggunya psikologis seseorang yang diakibatkan oleh banyak hal seperti stres, kekerasan, pelecehan , pengucilan, intimidasi dan emosi itu dia contoh faktor bahaya dalam k3 yang meliputi faktor bahaya biologi, ergonomi, fisika, psikologi dan juga kimia.

Kontaminasidapat terjadi karena ulah manusia dan juga karena aktivitas alam. Contoh kontaminasi akibat kegiatan manusia; limbah pabrik dibuang ke sungai sehingga air sungai menjadi beracun bagi mahluk hidup. Contoh kontaminasi karena aktivitas alam; gunung meletus, gas alam yang beracun). Baca juga: Pengertian Pencemaran Udara. HomeBerawalan BBahayaDefinisi Bahaya"n yang mungkin mendatangkan kecelakaan bencana, kesengsaraan, kerugian, dan sebagainya."Kamus Besar Bahasa IndonesiaApa itu Bahaya?Arti kata bahaya adalah berbagai hal yang mampu memberikan dampak buruk, negatif, dan merugikan bagi seseorang. Hal ini bisa berupa kejadian, dampak, ataupun situasi tertentu. Dalam konteks-konteks tertentu bahaya memiliki sinonim yang berbeda-beda dan bisa digunakan sebagai pengganti kata tertentu diantaranya ancaman, bala, bencana, kecelakaan, kerawanan, kesusahan, malapetaka, mara, musibah, naas, petaka, berbagai produk keuangan online terbaik untuk segala kebutuhan. Terdaftar & diawasi olehJenis-jenis Bahaya? Bahaya Mekanik Biomechanical hazards adalah bahaya yang berasal dan diakibatkan oleh mesin, benda bergerak, atau alat-alat yang bisa mengakibatkan kecelakaan, luka, dan sebagainya. Bahaya Fisik Physical hazards adalah bahaya yang berasal dari situasi atau keadaan fisik suatu objek yang mampu memicu terjadinya kecelakaan seperti kebisingan, radiasi, suhu ekstrim sangat panas atau sangat dingin, pencahayaan, getaran, hingga desakan hawa. Bahaya Kimia Chemical hazards adalah bahaya yang berasal dari bahan-bahan dan reaksi kimia, baik yang berbentuk padat, cair, maupun gas. Bahaya Biologi Biological hazards adalah bahaya yang berasal dari hewan-hewan atau mikroorganisme tak kasat mata yang berada di sekitaran tempat kerja dan dapat masuk kedalam tubuh tanpa kita ketahui sehingga banyak penanganannya dilakukan setelah pekerja terinfeksi. Bahaya Psikososial Psychosocial hazards adalah bahaya yang berasal dari konflik batin dengan lingkungan yang ada di tempat kerja, baik itu dengan rekan kerja maupun dengan fasilitas yang ada di lingkungan kerja dimana kemudian dapat membuat seseorang mengalami stress hingga efek-efek buruk lainnya dari stres. Bahaya Ergonomi Ergonomic Hazards adalah bahaya yang berasal dari adanya ketidaksesuaian desain kerja dengan kapasitas tubuh pekerja sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman di tubuh, pegal-pegal, sakit pada otot, tulang dan sendi, dan sebagainya. Istilah terkait yang iniMau cari istilah lain? 🔍 Materialberbahaya tersebut memiliki dampak yang bermacam-macam dalam perairan. Ada yang berdampak langsung, maupun tidak langsung. Untuk mencegah pencemaran laut tersebut, masyarakat seharusnya membuang sampah pada tempatnya, dan di tampung di TPA sampah. · Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab timbulnya masalah tersebut ? Situasi yang dirasa mengancam keselamatan manusia dalam berbagai bentuk merupakan sebuah kondisi yang berbahaya. Kondisi bahaya ini membuat seseorang mengalami kesengsaraan, dan hal-hal negatif berbahaya bisa disebabkan oleh kesalahan manusia sendiri, atau juga dari faktor eksternal. Manusia hanya bisa melakukan antisipasi dalam meminimalkan risiko apa itu bahaya dan bagaimana cara memanajemen diri agar terhindar dari situasi yang berbahaya tersebut? Baca Juga Ini Ancaman Bahaya, Penyebab, hingga Mitigasi Potensi Tsunami Pacitan 1. Apa itu bahaya?PIxabay/Lynette CoulstonBahaya adalah merupakan kondisi yang bisa membuat seseorang mendapatkan dampak buruk. Bahaya dalam hal ini bisa dalam bentuk kondisi, kejadian, dampak, situasi, dan lain sendiri mempunyai makna kata yang luas. Dalam konteks tertentu bahaya bisa diganti dengan berbagai kata, seperti bencana, rawan, kesusahan, musibah, risiko, mara, malapetaka, dan lain Jenis-jenis Stock PhotosNah, apa saja jenis-jenis bahaya yang sesuai dengan konteks tersebut? Bahaya mekanik, bahaya ini diakibatkan oleh benda-benda dan mesin yang bergerak. Bahaya mekanik ini mampu mengakibatkan luka, kecelakaan, dan sebagainya Bahaya fisik, bahaya jenis ini berupa situasi yang bisa menyebabkan kecelakaan. Seperti suhu ekstrim, pencahayaan, radiasi, dan sebagainya. Bahaya kimia, bahaya yang disebabkan oleh reaksi kimia suatu zat dalam bentuk padat, cair, maupun gas. Bahaya biologi, merupakan bahaya dari hewan dan mikroorganisme yang berpotensi menyerang manusia. Bahaya psikososial, merupakan bahaya berupa konflik antara manusia. Adanya pertengkaran, bahkan hingga pembunuhan bisa terjadi dari bahaya ini. Bahaya ergonomi, merupakan bahaya karena adanya ketidaksesuaian dengan alat kerja dengan kenyamanan pengguna. Bahaya ini bisa menyebabkan sakit pada tubuh manusia. 3. Manajemen ChungDari setiap jenis bahaya yang telah disebutkan sebelumnya, memiliki manajemen risiko masing-masing sesuai dengan konteksnya. Seperti dalam bidang pekerjaan ada yang namanya manajemen risiko berikut ini beberapa contoh beberapa manajemen risiko sesuai dengan jenis bahaya Risiko Kesehatan dan Keselamatan KerjaDalam manajemen ini, perlu beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu Identifikasi Bahaya Langkah ini setiap perusahaan harus mampu menentukan apa saja hal yang bisa membahayakan bagi pekerja. Dari mulai risiko paling rendah hingga paling tinggi. Analisis Risiko Selanjutnya harus ditentukan risiko yang sudah diidentifikasi tersebut dengan berbagai macam kriteria tertentu. Seperti bahaya tidak berdampak, hingga bahaya yang bisa menyebabkan kritis. Menentukan Dampak Risiko Memasukkan semua bahaya yang sudah dianalisis tersebut ke dalam tingkatan bahaya. Dari mulai rendah hingga yang mengancam jiwa. Memprioritaskan Risiko Prioritas ini bisa dijadikan pertimbangan suatu perusahaan dalam memberikan pencegahan tertentu. Seperti membuat fasilitas tambahan, atau juga dengan pencegahan lainnya. Baca Juga Bahaya, 6 Potensi Masalah Kesehatan Akibat Kurang Tidur 4. Manajemen risiko bencana konteks bahaya yang disebabkan oleh bencana alam ini cakupannya sangat luas. Karena harus disesuaikan dengan masing-masing daerah dengan potensi bencananya daerah yang punya potensi bencana banjir, longsor, gempa, erupsi gunung berapi, bahkan hingga tsunami. Nah, bagaimana cara menghadapi situasi bencana alam ini?Penanggulangan BanjirDalam penanggulangan banjir, beberapa hal yang harus dilakukan adalah Menjaga kebersihan alam sekitar. Seperti membersihkan selokan agar tetap terjaga aliran airnya, dan lain sebagainya. Tidak membangun rumah di pinggir sungai. Rumah di pinggir sungai akan merusak fungsi sungai, dan lama-lama akan mempersempit aliran sungai, sehingga berdampak pada banjir. Tebang pilih pohon, dan reboisasi. Tidak menebang pohon sembarang, dan aktif menanam pohon, sehingga menjaga serapan tanah terhadap air. Membuang sampah dengan disiplin. Sampah yang tercecer akan membuatnya menyumbat berbagai saluran yang menyebabkan banjir. Pengurangan Dampak Puting Beliung Bencana ini merupakan bencana yang tidak bisa dikontrol manusia. Namun, setiap orang bisa melakukan upaya untuk mengurangi dampaknya. Membuat bangunan dengan standar teknis yang mampu menahan angin besar. Melakukan penghijauan dari pohon yang mampu meredam angin besar. Memperkuat bagian dari struktur bangunan yang bisa diterbangkan angin. Menyiapkan rencana mitigasi ketika terjadi bencana puting beliung. Menebang bagian pohon yang rapuh ketika musim hujan datang. Penanggulangan Bencana Longsor Bahaya longsor bisa terjadi karena ulah dari manusia sendiri. Nah, bagaimana upaya penanggulangannya? Mengenali kawasan yang rawan terjadi longsor. Tidak membangun bangunan di lereng yang labil. Menjaga drainase agar bekerja sesuai dengan fungsinya. Membuat terasering di daerah yang rawan longsor. Melakukan penghijauan dengan pohon yang memiliki akar kuat. Pohon ini akan menjaga struktur tanah sehingga semakin kuat menahan longsor. Membangun tanggul penahan longsor. Tanggul ini biasanya dibuat dari batuan atau rock fall. Baca Juga 5 Bahaya ketika Ambisimu Sudah Kelewatan, Malah Toxic! Banyak jenis bahaya lainnya yang disesuaikan dengan konteks bahaya. Masing-masing juga punya manajemen tersendiri dalam upaya meminimalisir dampak maupun apa yang dinamakan bahaya dan berbagai cara untuk mengatasinya. Setiap bencana memiliki faktor risiko masing-masing yang harus dipelajari. A Risiko Kecelakaan Kerja. Setiap profesi yang dijalani manusia dalam kesehariannya memiliki risikonya tersendiri. Sebenarnya, banyak sekali definisi kecelakaan kerja sehingga pemahaman tiap-tiap orang akan berbeda-beda. Walaupun demikian, hakekatnya akan tetap satu inti. Kecelakaan kerja berkaitan erat dengan penerapan Kesehatan dan

10 Meningkatnya konflik yang terjadi di masyarakat. Penyebab pengangguran di Suatu negara. 1. Ketersediaan lapangan kerja yang minim. 2. Perkembangan teknologi yang tidak terkendali. 3. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan.

W43c.
  • t4p5ru9r21.pages.dev/116
  • t4p5ru9r21.pages.dev/458
  • t4p5ru9r21.pages.dev/358
  • t4p5ru9r21.pages.dev/73
  • t4p5ru9r21.pages.dev/230
  • t4p5ru9r21.pages.dev/258
  • t4p5ru9r21.pages.dev/152
  • t4p5ru9r21.pages.dev/441
  • apakah faktor penyebab bahaya yang mengakibatkan dampak langsung